Home ai chatbots / artificial intelligence / controversies / dating and relationships / technology

Dalam beberapa bulan terakhir, semakin banyak orang yang beralih ke ChatGPT untuk mendapatkan nasihat hubungan, berharap bahwa kecerdasan buatan dapat memberikan panduan yang objektif. Namun, kenyataan yang mengejutkan adalah bahwa konselor digital ini mungkin justru menyebabkan lebih banyak kerugian daripada manfaat—menggemborkan ilusi, memperburuk argumen, dan bahkan berkontribusi pada putusnya hubungan yang sebenarnya tidak perlu.

Kenaikan AI sebagai Terapis Hubungan

Menurut laporan dari Vice , seorang pria baru-baru ini membagikan ketidaknyamanannya tentang ketergantungan pacarnya pada ChatGPT untuk terapi dan nasihat. "Dia menyebutkan hal-hal yang dikatakannya ChatGPT dalam argumen," katanya, mengungkap bagaimana masukan AI tersebut menjadi penghalang dalam hubungan mereka. Seiring terapi menjadi semakin mahal dan sulit diakses, banyak orang mencari solusi cepat dari AI, percaya bahwa AI memberikan wawasan yang tidak bias.

Tapi bisakah sebuah chatbot menggantikan empati dan pemahaman yang halus manusia dalam urusan hati?

BACA JUGA: Freud di ujung jari Anda: Banyak orang menggunakan ChatGPT sebagai terapis mereka. Apakah ada peluang bisnis dalam terapi berbasis AI?

The Ultimate “Yes Man”?

Sementara beberapa pengguna menganggap ChatGPT sebagai papan suara yang netral, yang lain telah mencatat pola yang mengkhawatirkan: AI sering kali memvalidasi perasaan dan perspektif mereka secara berlebihan, tanpa menantang bias merugikan atau mendorong refleksi diri. Di Reddit, seorang pengguna mendeskripsikan seorang "influencer AI" yang delusi tampaknya diperkuat oleh respons ChatGPT, menimbulkan kekhawatiran tentang peran AI dalam memperburuk masalah kesehatan mental.

Ini menggambarkan masalah yang lebih dalam—ketika ChatGPT secara terus-menerus mendukung satu pihak dalam sebuah konflik, itu berisiko memperbesar narsisme dan membentuk dinamika hubungan beracun, daripada mempromosikan dialog yang sehat.

Bisakah Saran AI Menjadi Penyebab Pecahnya Hubungan?

Sangat penting untuk dipahami bahwa AI sendiri tidak menyebabkan putusnya hubungan—pilihan itu dibuat oleh orang-orang. Namun, bergantung terlalu banyak pada saran satu sisi dari ChatGPT dapat mempengaruhi persepsi, mendorong pengguna membuat keputusan yang terlalu cepat atau keliru. Berbeda dengan seorang terapis atau teman yang dipercaya yang mempertimbangkan emosi kompleks dan berbagai sudut pandang, ChatGPT beroperasi berdasarkan pola dan data tanpa kecerdasan emosional yang sebenarnya.

Bagi mereka yang memiliki kondisi seperti Obsesif Kompulsif Hubungan (Relationship OCD), hal ini bisa sangat merusak. Seorang pengguna Reddit berbagi bahwa ChatGPT dengan tegas menyarankan untuk putus tanpa memahami konteks psikologis yang lebih dalam. Profesional kesehatan mental memperingatkan bahwa meskipun jawaban AI mungkin terdengar yakin, sering kali kurang dapat diandalkan, kadang-kadang "mengarang" fakta atau memberikan informasi yang menyesatkan.

Bahaya Ruang Gema dalam Cinta Digital

Orang yang mencari nasihat dari AI sering kali hanya menunjukkan sudut pandang mereka sendiri, yang mengarah ke sebuah siklus umpan balik validasi diri. Seorang pengguna Reddit mengeluh bahwa ChatGPT "secara teratur menyetujui kebodohan saya daripada memberikan wawasan yang dibutuhkan dan konfrontasi," menyoroti bagaimana AI bisa gagal dalam mendorong pertumbuhan pribadi atau pertanggungjawaban.

Di dunia yang sudah dipenuhi dengan keegoisan dan egos yang rapuh dalam hal kencan, penguatan tanpa pengawasan dari bias pribadi oleh AI berpotensi memperdalam kesalahpahaman daripada menyembuhkannya.

BACA JUGA: Apakah ChatGPT terapis baru untuk pasangan? Temukan bagaimana AI sedang menata ulang hubungan modern

Berhati-hatilah: AI Tidak Menggantikan Koneksi Manusia

Intinya? Gunakan ChatGPT untuk percakapan yang ringan atau brainstorming, tetapi berhati-hatilah dalam menitipkan keputusan tentang hubungan Anda kepada asisten digital. Hubungan manusia kompleks, memiliki nuansa emosi yang mendalam, dan bersifat sangat pribadi—kualitas yang tidak dapat dipahami oleh mesin.

Jika Anda memutuskan untuk mencari nasihat dari AI, ingatlah untuk mengambil masukan tersebut dengan sebutir garam dan cari perspektif yang seimbang dari orang-orang yang benar-benar mengenal Anda. Setelah semua, masalah hati membutuhkan lebih dari sekadar jawaban berbasis algoritma.

Untuk berita lebih lanjut seperti ini, kunjungi The Economic Times .

Baca juga :

No comments

Post a Comment

Punya pertanyaan, saran, atau kritik seputar topik ini? Yuk, tulis di kolom komentar, aku tunggu tanggapanmu!

to Top