
Beredar pesan berantai di media sosial yang menyebut fitur voice chat di WhatsApp dapat meretas ponsel pengguna. Pesan tersebut menyarankan agar pengguna membubarkan grup WhatsApp (WA) yang memiliki ikon bergaris di sudut kanan atas, karena menandakan keberadaan hacker.
"Sekarang kalau ada di grup muncul chat audio ngajak Gabung, walaupun dari nomor hp yg ada di grup kita, jangan diklik. Ternyata itu hacker. Bisa menguras rekening dan modus pinjam uang," demikian isi pesan berantai tersebut.
Ada versi lain yang menyebut bahwa korban akan otomatis bergabung ke dalam grup yang tak bisa ditinggalkan, setelah mengklik fitur voice chat.
Menanggapi hal ini, pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya memberikan klarifikasi untuk meluruskan informasi yang beredar. Menurutnya, klaim bahwa fitur voice chat dapat meretas ponsel dan menguras isi data pengguna adalah tidak benar.
“Perlu diketahui bahwa ikon yang dimaksud dalam pesan viral itu adalah tanda kehadiran fitur voice chat pada grup WhatsApp dengan jumlah anggota lebih dari 32 orang. Fitur ini memang baru ditambahkan oleh WhatsApp, dan bukan merupakan indikasi keberadaan hacker,” jelas Alfons dalam keterangannya, Rabu (4/6).
Ia menambahkan, fitur voice chat berbeda dari group call biasa. Fitur ini memungkinkan percakapan suara tanpa dering, dan bisa diikuti oleh anggota grup secara bergiliran. Namun, tidak ada kaitannya dengan aktivitas peretasan.
“Pesan berantai seperti itu sering muncul dan menyebar kepanikan, padahal isinya tidak berdasar. Hacker tidak dapat diketahui hanya dari ikon di WhatsApp. Peretasan biasanya terjadi karena kelalaian pengguna sendiri, seperti membagikan data pribadi atau mengklik tautan mencurigakan,” tambahnya.
Alfons mengimbau masyarakat untuk lebih cermat dan kritis dalam menerima informasi yang tersebar di grup WhatsApp. Ia juga menekankan pentingnya menggunakan fitur keamanan tambahan seperti verifikasi dua langkah, tidak membagikan kode OTP, dan tidak menginstal aplikasi dari sumber tidak resmi.
“Kalau ada permintaan aneh seperti pinjam uang, isi data, atau tautan yang tidak jelas, sebaiknya dikonfirmasi langsung kepada orang bersangkutan melalui jalur lain,” tuturnya.
WhatsApp sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait pesan hoaks tersebut, namun sebelumnya perusahaan telah menyatakan bahwa semua komunikasi, termasuk voice chat, enkripsi secara end-to-end untuk melindungi privasi pengguna.
No comments
Post a Comment
Punya pertanyaan, saran, atau kritik seputar topik ini? Yuk, tulis di kolom komentar, aku tunggu tanggapanmu!