Home Budaya Populer / gaya hidup / kebiasaan / psikologi / Psikologi Kehidupan Sehari -hari

recalmaru - Pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa ada orang yang terlihat begitu damai dan puas dalam menjalani hidupnya, sementara yang lain terus merasa gelisah meski hidupnya tampak "baik-baik saja"?

Selama bertahun-tahun, saya adalah tipe yang kedua.

Apapun yang saya capai, ada ruang kosong yang tak terjelaskan. Tidur pun tak benar-benar nyenyak. Pikiran saya sibuk di malam hari, memikirkan segala hal mulai dari obrolan canggung tadi siang, daftar tugas besok, hingga eksistensi saya di dunia ini.

Namun seiring waktu, saya mulai memperhatikan satu hal yang sangat penting tapi sering diabaikan: cara kita menghabiskan malam hari.

Ya, menurut para psikolog dan pakar kesejahteraan mental, rutinitas malam memiliki peran besar dalam menentukan tingkat kepuasan kita terhadap hidup secara keseluruhan. Malam bukan hanya tentang tidur—tapi juga tentang bagaimana kita menutup hari, memproses pengalaman, dan mempersiapkan diri untuk hari esok.

Dalam artikel ini, saya akan membagikan 7 kebiasaan malam yang diam-diam dilakukan oleh orang-orang yang merasa benar-benar puas dengan hidup mereka.

Dilansir dari laman Blog Herald pada Kamis, 5 Juni 2025. Bukan karena mereka hidup tanpa masalah, tapi karena mereka tahu cara memberi ruang pada diri mereka sendiri.

1. Mereka Memutuskan Sambungan dari Layar Sebelum Tidur

Jika kamu seperti saya beberapa tahun lalu, malam hari mungkin identik dengan satu hal: menggulirkan layar tanpa henti.

Mulai dari memeriksa notifikasi, menonton video acak di YouTube, hingga membuka media sosial yang sama berulang kali seakan ada sesuatu yang baru.

Namun kenyataannya, kebiasaan ini justru membuat otak kita semakin aktif—bukan rileks.

According to the research, exposure to blue light from screens at night suppresses the production of melatonin, a hormone that helps us sleep. This means: the longer you stare at the screen, the harder it is for your brain to "understand" that it's time to rest.

Orang yang puas dengan hidupnya punya kebiasaan berbeda. Mereka menetapkan batas waktu digital, misalnya tidak menyentuh ponsel atau laptop satu jam sebelum tidur.

Sebagai gantinya, mereka membaca buku, menulis jurnal, atau hanya duduk diam dan bernapas.

Tip kecil tapi ampuh: Aktifkan mode malam di ponselmu, atau pasang pengingat untuk "waktu tenang digital". Kamu akan terkejut betapa cepatnya pikiranmu mulai tenang.

2. Mereka Merenungkan Hari dengan Rasa Syukur

Dulu saya terbiasa menutup hari dengan mengingat semua hal yang salah.

Konversasi yang memalukan, tugas yang belum terselesaikan, kata-kata yang ingin saya tarik kembali... Semua hal tersebut berkecamuk di pikiran saya saat saya mencoba untuk tidur.

Namun ketika saya mulai mengganti kebiasaan itu dengan refleksi rasa syukur, segalanya berubah.

Setiap malam sebelum tidur, saya menyebutkan dalam hati tiga hal kecil yang saya syukuri hari itu—entah makanan enak yang saya makan, senyum dari orang asing, atau sekadar hujan yang menenangkan.

Dan apa yang mengejutkan? Ini bukan sekadar ritual manis.

Menurut psikologi positif, praktik bersyukur terbukti dapat meningkatkan kebahagiaan jangka panjang dan menurunkan stres.

Jadi lain kali kamu merasa gelisah di malam hari, cobalah tutup matamu dan pikirkan: "Apa tiga hal baik yang terjadi hari ini?"

3. Mereka Memiliki Rutinitas Malam yang Konsisten

Bayangkan anak kecil yang memiliki rutinitas tidur: mandi dengan air hangat, membaca buku cerita, lalu tidur nyenyak.

Ternyata, otak orang dewasa juga menyukai pola yang sama.

Pada malam hari ketika rutinitasmu tidak terstruktur—bangun siang, tidur larut malam, ngemil sembarangan, mengerjakan tugas sambil menonton film—tubuh dan pikiranmu tidak pernah merasa benar-benar "selesai" dengan hari itu.

People who feel satisfied usually have a simple but consistent nighttime ritual.

Mungkin itu berarti membaca buku selama 20 menit, menyeduh teh chamomile, atau sekadar mematikan lampu dan menyalakan aromaterapi.

Ritual ini adalah sinyal bagi tubuh bahwa, "Waktunya istirahat. Hari sudah selesai."

Kunci dari kebiasaan ini adalah konsistensi, bukan kesempurnaan. Kamu tidak perlu punya rutinitas sempurna seperti vlog estetika di YouTube—cukup sesuatu yang kamu lakukan berulang setiap malam dengan niat untuk menciptakan ketenangan.

4. Mereka Menekankan Relaksasi, Bukan Produktivitas

Di dunia yang mengagungkan produktivitas, sulit rasanya untuk tidak merasa bersalah ketika kita “tidak melakukan apa-apa”.

Once upon a time, I was like that too. Many nights I spent chasing leftover work, opening my laptop again, or making a list of tomorrow's goals.

Tapi apa yang saya terima hanyalah kelelahan dan kecemasan.

Ternyata, otak kita perlu istirahat untuk bisa berfungsi dengan optimal.

Orang yang puas memahami bahwa istirahat bukanlah kemalasan, tapi kebutuhan mental.

Mereka memberi waktu untuk diri mereka bersantai: membaca, mendengarkan musik tenang, bahkan duduk diam di ruang gelap.

Relaksasi adalah bentuk investasi jangka panjang dalam kesehatan mental.

Cobalah tanyakan pada diri sendiri malam ini: “Apa yang bisa saya lakukan untuk merawat diri saya, bukan mengejar to-do list saya?”

5. Mereka Menghabiskan Waktu dalam Hubungan yang Bermakna

Pernahkah merasa kesepian meski dikelilingi oleh banyak orang?

Atau merasa kosong setelah menghabiskan malam dengan menonton serial favorit?

Malam hari sebenarnya adalah waktu yang sangat sakral untuk koneksi emosional—baik itu dengan pasangan, keluarga, sahabat, atau bahkan diri sendiri.

Orang-orang yang merasa puas dengan hidup mereka meluangkan waktu untuk hubungan yang bermakna.

Itu tidak berarti mereka selalu harus ngobrol panjang—kadang hanya sekadar menelepon orang tua selama 5 menit, atau berbagi cerita ringan dengan pasangan sambil mencuci piring bersama.

Psikologi menunjukkan bahwa hubungan sosial yang hangat adalah indikator paling kuat dari kebahagiaan jangka panjang. Bukan gaji. Bukan status. Tapi koneksi.

Jika kamu belum terbiasa, coba mulai dari hal kecil: kirim pesan "terima kasih" ke orang yang kamu hargai hari ini. Itu bisa menghangatkan dua hati sekaligus.

6. Mereka Melakukan Kegiatan yang Menenangkan Pikiran

There is a big difference between entertainment and tranquility.

Scrolling TikTok selama satu jam bisa terasa menyenangkan, tapi sering kali justru membuat otak lebih gelisah. Hiburan membuat kita lupa sejenak—tapi ketenangan memberi ruang bagi jiwa kita untuk bernafas.

Orang yang puas cenderung memilih aktivitas yang benar-benar menenangkan dan memperlambat ritme otak mereka di malam hari.

Dapat berupa jurnal, melukis, merajut, membaca puisi, atau hanya menyalakan lilin dan memandangi cahaya redup sambil mendengarkan alunan musik ambient.

Aktivitas seperti ini memberi kesempatan pada otak untuk melepaskan ketegangan yang terkumpul sepanjang hari.

Cobalah sesekali menjauh dari layar dan biarkan malammu sunyi. Di sanalah biasanya kamu akan bertemu kembali dengan dirimu sendiri.

7. Mereka Membiarkan Diri untuk Tidak Melakukan Apa Pun

Ini mungkin terdengar aneh—tapi kebahagiaan tidak selalu datang dari melakukan sesuatu. Kadang, justru datang saat kita berhenti mencoba.

Orang-orang yang merasa puas dengan hidup mereka tidak terobsesi untuk mengisi setiap menit dengan kegiatan yang bermakna.

Mereka menyadari bahwa diam juga merupakan suatu kegiatan.

Sore itu, saya pernah duduk di balkon selama 15 menit hanya menatap langit berubah warna. Tak ada target. Tak ada daftar. Tak ada tuntutan.

Dan saya merasa... tenang. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama.

Biarkan dirimu tidak melakukan apa pun malam ini. Cukup duduk. Rasakan napasmu. Dengarkan suara malam. Biarkan pikiranmu berjalan ke mana pun ia mau.

That is not laziness. It is the highest form of presence in your life.

Banyak orang berpikir bahwa malam adalah penutup dari hari yang melelahkan. Tapi bagi orang yang merasa puas dengan hidupnya, malam justru adalah waktu suci untuk memulihkan dan mengisi ulang.

You don't have to immediately change all your habits tonight.

Start from a small habit—one that involves writing three things you are grateful for, turning off your phone one hour before sleep, or brewing a cup of tea while taking a deep breath.

Lama kelamaan, kamu akan mulai merasakan perbedaan besar dalam cara kamu menjalani hidupmu secara keseluruhan.

Karena pada akhirnya, kebahagiaan tidak datang dari pencapaian besar—tapi dari kebiasaan kecil yang dilakukan dengan sadar dan penuh kasih setiap hari.

Maka malam hari, lebih dari waktu mana pun, adalah panggung terbaik untuk mulai melatih rasa puas itu.

Baca juga :

No comments

Post a Comment

Punya pertanyaan, saran, atau kritik seputar topik ini? Yuk, tulis di kolom komentar, aku tunggu tanggapanmu!

to Top