Home Kabar Semesta

Di Swedia, orang-orang meninggalkan penggunaan uang kertas karena meningkatnya jumlah transaksi sehari-hari.

Bahkan, jumlah uang kertas yang beredar mengalami penurunan sebesar 40 persen dalam 7 tahun terakhir. Swedia mulai memikirkan menyingkirkan uang kertas fisik dan menggantinya dengan mata uang digital sepenuhnya, termasuk mikrochip yang ditanamkan di bawah kulit.

Kereta-kereta komuter di Swedia merupakan salah satu contoh kasus meninggalkan uang tunai untuk mendapatkan kenyamanan, dimana beberapa ratus orang telah dipasangi chip supaya dapat menggunakan sistem transit kereta cepat Swedia, SJ.

Kondektur kereta kemudian bisa membaca chip dengan menggunakan ponsel pintar untuk mengkonfirmasi penumpang yang telah membayar biaya perjalanan mereka. Sekitar 3000 orang lainnya telah dipasangi chip supaya mereka bisa mendapatkan akses mudah untuk memasuki area-area keamanan dalam bangunan-bangunan.

Di seluruh dunia diperkirakan 20.000 orang sudah dipasangi chip, menggunakan perangkat-perangkat pemindai kecil untuk dilambaikan tangan, dan mereka bisa masuk atau keluar kantor, dan bahkan bisa membeli makanan.

Perusahaan Wisconsin, Three Square Market menerima banyak pemberitaan awal tahun ini ketika mengumumkan akan memberikan opsi pemasangan chip pada karyawannya.

“Ini adalah tahapan berikutnya yang pasti akan terjadi, dan kami ingin menjadi bagian dari itu,” kata Direktur Three Square Market, Todd Westby.

Jadi, menurut Westby, pemasangan mikrochip kepada para pegawai adalah “tahapan berikutnya yang pasti akan terjadi.”



Three Square Market mendesain perangkat lunak untuk ruang-ruang istirahat atau kantin yang biasa ada di tempat perkantoran. Dengan kata lain, tempat-tempat di mana Anda biasa mendapatkan makanan dan beristirahat.

“Kami memencet bayar dengan kartu kredit, dan mesin akan meminta untuk segera melambaikan perangkat pembayaran jarak dekat. Saya akan mengangkat tangan saya, seperti ponsel saya, dan itu akan membayar barang yang saya beli,” kata Westby.

Chip mungil, yang menggunakan teknologi RFID atau Radio Frequency Identification, dapat ditanamkan di antara ibu jari dan telunjuk “dalam hitungan detik,” menurut sebuah pernyataan dari Three Square Market.

Laporan itu menyatakan bahwa perusahaan tersebut tidak mewajibkan karyawannya untuk dipasangi mikrochip dan itu masih merupakan opsional [namun perhatikan bahwa chip implan untuk hewan peliharaan dulunya juga merupakan pilihan, namun sekarang sudah diwajibkan di beberapa wilayah). Sejauh ini 50 orang diyakini telah memilih mengambil risiko dan menerima implan mikrochip.

Dimasukkan dengan menggunakan jarum suntik ke dalam kulit di antara ibu jari dan jari telunjuk, chip berkomunikasi dengan perangkat lain menggunakan NFC (Near Field Communication). Ini adalah cara nirkabel untuk menghubungkan perangkat-perangkat dalam jarak dekat antara satu dengan  yang lainnya, mirip dengan cara kerja Bluetooth. Sistem pembayaran tanpa kontak, seperti Apple Pay, juga menggunakan NFC.

Tahun lalu, Microsoft mengundang Biohax, sebuah perusahaan Swedia yang mengkhususkan diri dalam menginjeksikan mikrochip kecil, kira-kira seukuran sebutir beras, di bawah kulit manusia, ke konferensi TechDays di Swedia untuk menanamkan chip implan kepada beberapa pembicara di konferensi tersebut, serta beberapa orang eksekutif Microsoft yang hadir.



Mikrochip, kata Osterlund, pendiri Biohax, dapat diprogram untuk berbicara dengan perangkat-perangkat jaringan lainnya, seperti pembuat kopi, pengeras suara atau pintu dengan kunci-kunci elektronik. Idenya adalah bahwa lebih mudah melambaikan tangan di depan pintu daripada menggunakan kartu kunci.

Para ilmuwan telah menanamkan mikrochip ke tubuh hewan selama bertahun-tahun – untuk membantu melacak hewan peliharaan yang hilang atau memantau spesies yang terancam punah. Di Inggris, pemasangan mikrochip pada anjing peliharaan telah menjadi praktek wajib sejak tahun 2016.

Laporan NBC News tahun lalu menegaskan bahwa pemasangan mikrochip pada anak-anak akan terjadi “lebih cepat daripada terlambat” karena keprihatinan keselamatan oleh para orang tua, dan bahwa orang-orang Amerika pada akhirnya akan menerima proses tersebut sebagai sesuatu yang sama normalnya dengan pemakaian barcode.

Namun teknologi tersebut meningkatkan masalah keamanan dan privasi, karena data yang dihasilkan dapat digunakan untuk melacak orang tanpa persetujuan mereka.

Bukan Teknologi Baru

“Sangat mudah untuk mencuri informasi semacam ini dari seseorang tanpa implan,” kata Kevin Warwick, seorang profesor sibernetik dan deputi wakil penasihat di Coventry University, yang menjadi salah satu orang pertama di dunia yang mendapatkan Chip RFID ditanamkan secara operasi ke lengan bawahnya pada tahun 1998.

Teknologi RFID sudah dipakai pada kargo, bagasi pesawat terbang dan barang-barang di toko-toko. Ini digunakan untuk mengimplan hewan peliharaan dengan mikrochip. Banyak dari kita membawanya ke mana-mana bersama kita sepanjang hari di dalam dompet kita: sebagian besar ponsel modern dilengkapi dengan RFID, sama seperti kartu-kartu non-kontak, sebagian besar kartu perjalanan metropolitan, dan e-paspor.

Ini bukan lompatan besar dari memiliki teknologi ini di dalam kantong kita kemudian memindahkannya ke bawah kulit kita. “Poin utamanya adalah bahwa ini merupakan pilihan bagi setiap individu,” kata Warwick. “Jika sebuah perusahaan mengatakan bahwa kami hanya akan menerima Anda bekerja jika Anda memiliki implan semacam itu, ini menimbulkan masalah etika.”

Juga perlu diingat bahwa hampir semua dari kita membawa perangkat bersama kita setiap hari yang mengirimkan lebih banyak informasi tentang pergerakan dan perilaku sehari-hari kita kepada perusahaan seperti Google, Apple, dan Facebook, ketimbang yang bisa dilakukan mikrochip implan RFID.

“Ponsel jauh lebih berbahaya bagi privasi kita,” kata Pawel Rotter, seorang insinyur biomedis di AGH University of Science and Technology di Kraków, Polandia. “Jika diretas, ponsel bisa dikonversi menjadi mata-mata yang sempurna, lengkap dengan mikrofon, kamera dan GPS. Dibandingkan ponsel, resiko privasi dari RFID sangat kecil.”

BioHax International, yang memasok chip kepada Three Square Market, mengatakan puluhan perusahaan lain di seluruh dunia – termasuk beberapa perusahaan multinasional – ingin menerapkan metode serupa di tempat kerja mereka.

“Ini bukan masalah apakah itu akan terjadi, tapi kapan itu terjadi,” kata pakar elektronik Stuart Lipoff kepada NBC News tersebut.

Ini menimbulkan dilema spiritual bagi mereka yang percaya bahwa implan ini bisa menjadi cikal bakal “Tanda Binatang” dalam Alkitab. Nubuat dalam Alkitab yang berbicara tentang Tanda Binatang itu dapat dibaca dalam Kitab Wahyu:

Dan dia membuat semua orang, kecil dan besar, juga kaya dan miskin, bahkan merdeka dan hamba, supaya dia memberikan kepada mereka sebuah tanda pada tangan kanan mereka atau pada dahi mereka. Dan supaya setiap orang tidak dapat membeli atau menjual, kecuali dia yang mempunyai tanda atau nama binatang itu atau bilangan namanya. Inilah hikmat itu: Siapa yang memiliki pengertian, biarlah dia menghitung bilangan binatang buas itu, karena itu adalah bilangan seorang manusia dan bilangannya adalah enam ratus enam puluh enam. Wahyu 13:16-18 (ILT)

Orang-orang Kristen telah lama memperdebatkan tentang arti “Tanda Binatang” itu, namun generasi ini tampaknya adalah yang pertama yang sekarang ini menyaksikan kemajuan teknologi untuk penggenapan nubuat ini.

Dalam satu dekade ke depan, sementara chip implan semakin luas dan bahkan normal dipakai, kita akan melihat sistem ini terbangun, sampai “Tanda Binatang” yang sesungguhnya itu muncul untuk menggenapi nubuatan ini.

Jauh dari sekedar mikrochip elektronik biasa, “Tanda Binatang itu” didesain sebagai alat identifikasi dan untuk melakukan transaksi. Namun ada tujuan tersembunyi lainnya, yang telah dinubuatkan di dalam Kitab Suci sejak ribuan tahun yang lalu, bahkan sejak dari Taman Eden…



Baca juga :

No comments

Post a Comment

Punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan. hyu isi koment dibawah.

to Top